Mahasiswa Fakultas Ushuluddina Adab dan Dakwah, mengikuti dengan seksama Materi Kepenulisan

Mahasiswa Fakultas Ushuluddina Adab dan Dakwah, mengikuti dengan seksama Materi Kepenulisan

Mahasiswa FUAD "ditraining" Seputar Literasi dari Penulis Nasional

TERNATE – Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Maluku Utara, kembali menggelar kegiatan peningkatan kompetensi literasi bagi mahasiswa.

Sebelumnya, tepat pada Rabu (25/9/2024) lalu, FUAD menyelenggarakan kegiatan bimbingan teknis pelaksanaan penelitian sejarah bagi mahasiswa sejarah peradaban Islam (SPI), dengan melibatkan peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Didin Nurul Rosidin, M.A., Ph.D.

Dan’ pada kamis (3/10/2024) siang, FUAD kembali menggelar kegiatan penguatan budaya baca dan literasi bagi mahasiswa FUAD IAIN Ternate. Kegiatan yang dikemas dalam kuliah tamu tersebut, bertajuk penguatan literasi penelitian bagi generasi milenial, sekaligus dilanjutkan dengan bimbingan penulisan karya tulis ilmiah pada Jum’at (4/10/2024) pagi.

Kegiatan yang berlangsung di gedung kuliah FUAD itu, dibuka secara resmi wakil dekan bidang akademik FUAD Dr Makbul A.H Din, M.Si, dan diikuti oleh seluruh mahasiswa FUAD IAIN Ternate.

Dalam sambutannya, dia mengatakan mahasiswa sebagai gen-z di era digital saat ini dituntut harus memiliki keterampilan yang mumpuni di bidang literasi. Sebab, kegiatan penguatan literasi, kata dia, penting mendapat perhatian, lantaran bangsa Indonesia berdasarkan hasil penelitian tingkat literasi belum menunjukkan tren positif.

“Literasi kita belum maksimal bagi kalangan pelajar maupun mahasiswa, hal ini karena lebih kita lebih suka mengabaikan waktu tanpa memanfaatkan untuk membaca dan menulis,” katanya.

“Narasumber yang kami hadirkan ini merupakan guru besar di UIN Sunan Gunung Djati Bandung yakni Prof Dr Wahyuddin Darmalaksana, M.Ag., CHS, beliau juga merupakan tokoh Inspiratif Penulisan Artikel Ilmiah Mahasiswa,” imbuhnya.

Makbul menjelaskan, bangsa Indonesai sudah bebas dari buta aksara, namun tingkat membaca dikategorikan masih cukup rendah bila dibandingkan dengan negara lain.

Menurut dia, jika tingkat literasi di kalangan mahasiswa semakin baik, praktis menjadi kebutuhan dan kebiasaan positif yang nantinya mempengaruhi mahasiswa dalam kegiatan akademik seperti menulis karya tulis ilmiah.

“Fakta membuktikan bahwa tingkat literasi membaca dan menulis masih rendah, karena khusus kalangan orangtua dan anak-anak lebih memusatkan perhatian pada mengakses internet dan platform media sosial, ketimbang membaca dan menulis,” jelasnya.

Alumni pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat itu menambahkan, peningkatan kompetensi literasi bagi mahasiswa terus mendapat perhatian dari FUAD IAIN Ternate. Sehingga pihaknya terus berupaya menggelorakan literasi di kampus IAIN Ternate.

“Dengan melihat fakta tersebut, FUAD IAIN Ternate mengisiasi kegiatan ini, agar mahasiswa lebih meningkatkan pemahaman, sekaligus daya baca di perpustakaan dan membeli buku serta intens membaca di rumah,” ucapnya

“Sekaligus menjadikan hasil bacaan itu untuk bisa menulis penelitian-penelitian mereka sepanjang menempuh pendidikan, maupun saat melakukan penelitian-penilian sosial pasca studi,” sambungnya.

Dengan kegiatan penguatan literasi ini, pihaknya berharap dapat menambah wawasan mahasiswa, serta menghidupkan semangat untuk semakin cinta membaca dan menulis karya ilmiah.

Sementara itu, Prof Dr Wahyuddin Darmalaksana dalam paparannya menjelaskan, di era digital saat ini semua orang dengan segala usia lebih menyibukkan diri dengan telepon seluler, kondisi ini, lanjut dia, juga terlihat di dunia perguruan tinggi, lantaran dunia digital menghadirkan berbagai kemudahan membuat orang enggan menaruh perhatian pada membaca buku dan menulis.

“Lebih keren, jika di era digital ini ketika semua orang-orang lebih sibuk dengan telepon seluler, tapi mahasiswa selalu menyibukan diri membaca buku,” ujarnya.

Menurut Peneliti Paling Produktif versi SINTA UIN Sunan Gunung Djati Bandung tahun 2024 itu, bahwa orang yang suka pada penguatan literasi, dapat dipastikan akan meraih sukses jauh lebih besar daripada orang yang tidak cinta pada dunia literasi.

“Karena, orang yang suka bepergian dan membawa buku pasti orang tersebut adalah pemikir, dan suka menyelesaikan masalah,” jelasnya
“Secara pribadi, saya sangat bangga jika melihat mahasiswa selalu aktif membaca buku,” tambahnya.

Wahyuddin menerangkan, membaca dan menulis harus membutuhkan effort yang besar untuk membagi waktu secara maksimal. Lantaran, menurut dia, jika tidak konsentrasi, praktis tidak dapat melakukan aktivitas membaca dengan baik, yang nantinya berpengaruh terhadap menyelesaikan karya tulis.

Walaupun belum dapat menyelesaikan tulisan tepat waktu, namun kata dia, tentu jauh lebih baik dari mereka yang tidak pernah menulis sama sekali. Untuk menjadi penulis, lanjut dia, harus bergaul dengan orang yang suka menulis.

Meski begitu, menurut, jika usaha yang dilakukan setiap orang namun belum dapat membuahkan hasil yang maksimal tetap diapresiai, karena hal ini kata dia, jauh lebih baik daripada tidak melakukan sama sekali.

“Sudah berusaha menulis karya ilmiah tapi tidak menuntaskan tepat waktu, bagi saya jauh lebih baik, daripada tidak sama sekali,” akunya.

Lebih lanjut, dia mengatakan, untuk meningkatkan minat baca dan menulis harus benar-benar fokus pada tujuan, yakni terus dilakukan secara konsisten hingga meraih hasil yang maksimal.

“Harus konsisten dari sesuatu yang kecil hingga dapat mematok target yang lebih besar,” pungkasnya.